Membantu Tetangga
Pak Hasan orang desa. Suasana desa Pak Hasan tampak lengang, karena jauh dari keramaian kota. Desa itu pun belum teraliri listrik. Tidak mengherankan jika rumah
Pak Hasan pun juga sepi. Ia tidak memiliki radio, televisi, apalagi computer. Akan tetapi, sarana transportasi umum yang menuju desa Pak Hasan sudah ada. Oleh karena itu, jika Pak Hasan ingin menjual hasil panenan dan hasil piaraannya ke kota tidak mengalami kesulitan.
Pak Hasan memiliki ritme kehidupan dan kebiasaan layaknya orang desa. Ia mempunyai rumah, sawah, kebun, dan binatang piaraannya. Binatang piaraan berupa ayam, angsa, itik, kerbau, dan sapi. Kata Pak Hasan, ayam, angsa, dan itik bisa bertelur. Telur itu bisa dikonsumsi untuk
lauk makan. Sapi dan kerbau bisa untuk alat membajak sawah. Membajak bisa menghasilkan uang. Oleh karena itu, Pak Hasan merawat dan memelihara semua binatang piaraannya itu dengan bak, seperti yang dilakukan Ali, tetangganya.
Ali adalah tetangga Pak Hasan yang juga gemar memelihara binatang. Binatang piaraan Ali juga bermacam- macam, termasuk kerbau dan sapi. Oleh karena Pak Hasan dan Ali bertetangga, jika salah seorang dari mereka pergi biasanya berpamitan. Akan tetapi, hari itu Pak Hasan
lupa. Ia pergi bersama keluarganya ke kota, namun tidak berpamitan kepada Ali, tetangga dekatnya itu.
Pak Hasan dan keluarganya pergi ke kota, bertandang ke rumah saudaranya yang sedang bertasyakuran. Mereka lupa, bahwa jika akan bepergian, sebelumnya harus
berpamitan denga tetangga dan menyiapkan makanan binatang piaraannya itu. Maklum, mereka lupa karena jarang berpergian ke kota.Karena rasa senangnya, mereka lupa.
Saat Pak Hasan dalam perjalanan menuju ke kota, baru ingat bahwa binatang piaraannya belum diberi makan. Mereka berpikir, pasti binatang piaraannya itu kelaparan. Pak Hasan dan keluarganya tampak gelisah. Mereka ingin cepat-cepat pulang setelah acara tasyakuran keluarga itu selesai.
Selama Pak Hasan berada di kota, ayam, angsa, dan itiknya tidak terurus. Mereka kelaparan di dalam kandangnya. Sapi dan kerbau juga begitu, mereka melenguh karena kelaparan.
Beberapa hari kemudian, Pak Hasan pulang dari kota. Sesampainya di rumah, ia bergegas menuju ke kandang untuk melihat binatang piaraannya yang telah lama ditinggalkannya itu. Satu per satu dilihatnya dengan penuh rasa cemas. Pak Hasan terkejut. Ia heran dan bertanya-
tanya, “Kenapa ayam, angsa, itik, kerbau, dan sapiku tidak sakit ya meski pun tidak aku beri makan?” “Siapa ya, yang memberi makan semua ini?. Aku sungguh lupa tidak
berpamitan kepada tetangga dan tidak menitipkan semua ini kepada siapa pun. Aneh! Pasti ada orang yang mau membantuku untuk merawat semua binatang piaraanku.” Pikir Pak Hasan dalam hati.
Tiba-tiba di belakang Pak Hasan muncul tetangganya, yaitu Ali. “Saya Pak yang memberi makan,” ujar Ali.
“Oh,ternyata kamu Ali, yang telah memberi makan
binatang piaraanku”, kata Pak Hasan.
“Benar Pak Hasan,” jawab Ali dengan penuh rasa syukur karena semua binatang piaraan Pak Hasan tidak ada yang mati, bahkan semuanya sehat.
Mendengar pengakuan itu, Pak Hasan pun
mengucapkan terima kasih kepada Ali. Ali baik budi telah memberi makan ayam, itik, angsa, kerbau, dan sapinya itu.
“Terima kasih Ali karena bantuan kamu semua binatang piaraanku tidak mati. Aku sampai tidak tahu, balasan apa yang akan aku berikan kepadamu Ali? Kamu memang anak yang baik.”
“Tidak apa-apa Pak, sesama tetangga kita harus saling membantu dan menolong,” jawab Ali merendah.
Hari sudah sore, Ali pamit kepada Pak Hasan. “Saya pulang dulu Pak” Pak Hasan pun menjawabnya, “Ya,hati-
hati ya Nak. Semoga budi baikmu ditiru oleh teman-temanmu.”
Esok harinya Pak Hasan akan membajak sawah. Akan tetapi, pekerjaan itu diurungkan karena Pak Hasan baru
ingat bahwa sapi dan kerbaunya belum diberi makan. Terpikir oleh Pak Hasan bahwa sapi dan kerbaunya harus dibawa ke ladang agar bebas memakan rumput di ladang.
Kerbau dan sapinya digiring keluar dari kandangnya, lalu menuju ke ladang rerumputan. Mereka tampak berlari-larian satu per satu menuju ladang rerumputan nan hijau itu. Sambil membiarkan kerbau dan sapinya makan rerumputan di ladang, Pak Hasan mencari rumput dengan sabit. Rumput itu kemudian dimasukkan ke keranjang. Setelah tampak kenyang, kemudian kerbau dan sapinya digiring pulang ke kandangnya.
Sesampai di kandang, kerbau dan sapi masih diberi lagi makan oleh Pak Hasan. Karena terawat, kerbau dan sapi Pak Hasan kelihatan sehat dan gemuk-gemuk. Pak Hasan senang melihat binatang piaraannya itu tidak sakit. “Wah,
ini semua, antara lain, karena pertolongan Ali. Kerbau dan sapi ini mungkin sudah mati jika tidak diberi makan oleh
Ali. Yah, Ali memang anak baik,” pikir Pak Hasan sambil memberi makan binatang piaraannya itu.
Pada sore harinya, kerbau dan sapi digiringnya ke sawah untuk membajak lahan sawah milik Pak Hasan.
Sebelum berangkat ke sawah, awan tebal mulai tampak di langit. Cuaca ini justru membuat Pak Hasan lega karena di sawah tidak terasa panas. Namun, biasanya jika awan tidak mendung para pekerja di sawah merasakan panasnya matahari meskipun waktunya sore. Oleh karena itu, Pak
Hasan bergegas ke sawah sore itu karena mendung mulai bergelantung di langit.
Hari itu pun telah menjelang petang. Matahari sejak tadi tidak tampak bersinar. Awan hitam yang sejak siang
tadi telah menyelimuti langit itu, tiba-tiba mengguyurkan hujan. Pak Hasan pun segera mengakhiri membajaknya dan bergegas pulang. Tampaknya hujan akan turun maka sapi dan kerbau Pak Hasan digiring pulang. Dalam situasi yang
demikian itu, mereka tampak basah kuyup. Sambil berlari-lari kecil, Pak Hasan mengikuti langkah sapi dan kerbaunya.
Mereka tampak seolah-olah berkejaran agar cepat sampai di rumah. Sesekali Pak Hasan menghapus wajahnya yang terkena tetesan air hujan sambil memegangi caping dan pecutnya itu.
Sesampai di rumah, kerbau dan sapinya dikandangkan lalu diikat dengan tali dan diberi makan rumput lagi. Pak Hasan pun segera masuk ke rumah dan bergegas mandi, kemudian beristirahat sambil tiduran menanti hujan reda. Dalam penantian itu, ia merenung dan bergumam “Wah indahnya hidup ini jika bisa saling menolong.” Selama menanti hujan reda, datanglah istrinya sambil membawa
makanan dan minuman untuk dinikmati Pak Hasan.
Itulah Cerita Anak tentang Membantu tetangga yang mengajarkan kita untuk saling menolong dalam kehidupan. Semoga Cerita ini dapat dijadikan pelajaran oleh kita untuk saling membantu.
Sumber : Kumpulan Cerita Anak, Karya Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Demo slot online yang paling terbaik カジノ シークレット カジノ シークレット 메리트 카지노 주소 메리트 카지노 주소 695dottys casino near me | Konami Sasino
BalasHapus